REDAM
Remuk redam hatiku saat
membayangkan bagaimana ayahku mencari nafkah untuk keluarga. Aku dilahirkan dari
keluarga yang bisa dibilang, secara finansial, kurang. Ayahku di- PHK ketika
aku masih kecil, mungkin aku pun belum lama lahir. Beliau adalah pengajar
Bahasa Inggris di salah satu bimbel di kotaku. Namun PHK menghancurkan
segalanya.
Beliau kesana kemari melamar
pekerjaan, membuka peluang untuk jalan hidup, tetap tak menemukan jalan. Hingga
aku ingat betul ketika aku SD ia berjualan air dengan gerobak yang didorong. Profesi
itu beliau lakukan hingga aku SMA. Selepas itu, ayah berprofesi menjadi petugas
kebersihan di kelurahan tempatku tinggal. Kerjanya memang tidak berat, mulia juga,
tapi ya tidak terhormat dan tidak cukup untuk menafkahi keluarganya.
Ayahku pun membuka peluang baru,
berjualan cilok keliling. Dimulai 3 tahun yang lalu. Hasilnya Alhamdulillah, bisa
untuk menambah keuangan keluarga, jika ada kebutuhan. Tak lama, aku pun lulus
dan bekerja. Namun sudah satu tahun ini aku tak bekerja lagi. Aku mencari makna
hidup. Banyak pikiran yang berseliweran di kepalaku. Berusaha menerima,
berdamai, dan segala hal kulakukan.
Memang, sepertinya banyak hal
yang mulai kusadari dan menjadikanku lebih berpikir dewasa. Teringat ayahku
yang selalu mencari nafkah hingga jam sepuluh malam. Hatiku menangis, remuk redam,
kupanjatkan doa pada Ilahi, agar aku mendapatkan pekerjaan yang selain menghasilkan
uang, menghasilkan ketenangan diri, dan menghasilkan kebermanfaatan bagi orang
lain.
AAMIIN
#DAY 23
0 komentar:
Posting Komentar