Sabtu, 07 November 2020

 REDAM

Remuk redam hatiku saat membayangkan bagaimana ayahku mencari nafkah untuk keluarga. Aku dilahirkan dari keluarga yang bisa dibilang, secara finansial, kurang. Ayahku di- PHK ketika aku masih kecil, mungkin aku pun belum lama lahir. Beliau adalah pengajar Bahasa Inggris di salah satu bimbel di kotaku. Namun PHK menghancurkan segalanya.

Beliau kesana kemari melamar pekerjaan, membuka peluang untuk jalan hidup, tetap tak menemukan jalan. Hingga aku ingat betul ketika aku SD ia berjualan air dengan gerobak yang didorong. Profesi itu beliau lakukan hingga aku SMA. Selepas itu, ayah berprofesi menjadi petugas kebersihan di kelurahan tempatku tinggal. Kerjanya memang tidak berat, mulia juga, tapi ya tidak terhormat dan tidak cukup untuk menafkahi keluarganya.

Ayahku pun membuka peluang baru, berjualan cilok keliling. Dimulai 3 tahun yang lalu. Hasilnya Alhamdulillah, bisa untuk menambah keuangan keluarga, jika ada kebutuhan. Tak lama, aku pun lulus dan bekerja. Namun sudah satu tahun ini aku tak bekerja lagi. Aku mencari makna hidup. Banyak pikiran yang berseliweran di kepalaku. Berusaha menerima, berdamai, dan segala hal kulakukan.

Memang, sepertinya banyak hal yang mulai kusadari dan menjadikanku lebih berpikir dewasa. Teringat ayahku yang selalu mencari nafkah hingga jam sepuluh malam. Hatiku menangis, remuk redam, kupanjatkan doa pada Ilahi, agar aku mendapatkan pekerjaan yang selain menghasilkan uang, menghasilkan ketenangan diri, dan menghasilkan kebermanfaatan bagi orang lain.

AAMIIN

#DAY 23


0 komentar:

Posting Komentar