Rabu, 27 Januari 2021

MEMPERTANYAKAN TUJUAN

Pada tahun 2019, saya diterima bekerja di sebuah online shop. Letak kantornya tidak jauh dari rumah, jika menggunakan motor dapat ditempuh hanya dalam 15 menit. Semakin lama disana, semakin merasa jauh dari tujuan. Ya, saya ingin S2. Sementara disini, tidak ada kesempatan untuk itu. Akhirnya, di tahun saya memutuskan untuk resign. Rencana saya, saya ingin fokus untuk belajar bahasa Inggris demi persiapan S2. Namun, pada perjalannnya hal itu tidak berhasil. Saya tidak fokus juga pada tujuan saya. Banyak alasan malas, tidak mengerti, menunda-nunda dan banyak hal lainnya. Sempat juga mendapatkan protes ketika saya bilang untuk apa kerja, karena saya rasa kalau yang dicari hanya uang ya untuk apa, tidak akan bermakna. Rejeki sudah diatur oleh Allah SWT. Semakin lama tidak bekerja, membuat saya berpikir apa peran saya di dunia ini? Toh tidak bekerja pun, saya fokus mengantar orangtua dll. Mencari pekerjaan di tempat lainnya belum juga ada kabar. Saya tidak memliki kepercayaan diri ketika diwawancara. Saya selalu takut dan bingung harus menjawab apa. Ya, itu kelemahan saya. Saya insecure, cemas, takut, bagaimana jika apa yang saya bicarakan tidak meyakinkan pihak interviewer. Saya ketakutan duluan, dan belum bisa mengatasinya hingga saat ini. Di tahun 2020, saya benar-benar tidak bekerja secara profesional. 

Di awal tahun 2021, atasan saya (CEO) dari perusahaan dulu saya tempat bekerja, menelepon saya untuk bekerja kembali di tempatnya, karena tempatnya sudah berkembang dengan membuat brand baru. Selain itu, saya diminta untuk menggantikan salah satu karyawannya yang akan cuti melahirkan. Dengan segala pertimbangan, akhirnya saya mengambil kesempatan itu. Bukan tanpa sebab, saya berpikir bahwa dalam satu tahun saya belum juga mendapatkan panggilan, maka kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Saya berpikir mungkin Allah SWT ingin saya di kantor lama saya untuk menurunkan ego, kesombongan dan belajar menerima kondisi yang tidak ideal, sebelum saya mendapatkan kejutan dari-Nya. Bismillah. Tentu, masih ada prioritas lainnya, seperti tetap belajar bahasa Inggris, CPNS, dan tetap menulis. Saya berdia semoga kesempatannya tetap ada, saya berkomitmen untuk itu. 

Kalau dipikir-pikir, saya memang belum yakin dengan apa yang ingin saya tuju. Belum sepenuhnya bergantung pada Allah. Masih banyak kecemasan-kecemasan dalam diri. Ya Allah semoga hatiku yakin dan selalu bergantung pada-Mu. Aamiin 

Continue reading MEMPERTANYAKAN TUJUAN

Selasa, 26 Januari 2021

REVIEW CABUT GIGI DI RSKGM SAAT PANDEMI (1)

Sejak lama, sekitar tahun 2019, sebenarnya gigi saya berlubang cukup serius. Seingat saya karena makan donat manis dan tidak sikat gigi sebelum tidur. Alhasil gigi geraham belakangku jadi korban. Huhu. Ketika ke puskesmas, disarankan untuk dicabut, tetapi rasanya belum berani. Haha. 

Akhirnya kemarin di minggu kedua bulan Januari tahun 2021, saya memberanikan diri untuk datang ke puskesmas lagi dan memutuskan untuk gigi saya dicabut saja. Akhirnya oleh pihak puskesmas dibuatkan surat rujukan. Saya pun memilih untuk ke Rumah Sakit Kesehatan Gigi dan Mulut (RSKGM) yang ada di Jl. R.E Martadinata, karena registrasinya bisa dilakukan secara online.

Sepulang dari Puskesmas, tanggal 13 Januari 2021, saya langsung melakukan registrasi di rskgm.bandung.go.id. Berbeda dengan sebelum-sebelumnya, jika mau ke RSKGM harus antri atau mendaftarkan diri melalui SMS, sekarang cukup mudah, via online. Ini berlaku sejak tanggal 7 September 2020. Alhamdulillah memudahkan. Mengingat angka korban yang terkena corona masih cukup tinggi.

Setelah mendaftarkan diri, saya mendapatkan jadwal di tanggal 20 Januari 2020. Sangat mudah proses pendaftarannya, terlihat berapa orang yang sudah terdaftar dan ada kuota per masing-masing hari. Jika sudah selesai mendaftar, nanti akan muncul rincian reservasi, berikut dengan nomor antrian saat datang. 

Tibalah waktu yang ditunggu, tanggal 20 Januari 2020. Kami pergi menggunakan angkutan umum. Jika dari Panyileukan, maka dapat menggunakan angkot Cicadas-CIbiru-Panyileukan, kemudian disambung dengan Margahayu-Ledeng, dan bisa turun tepat di depannya. Sesampainy di depan, kami masuk dan dicek suhu badannya, juag mendapatkan nomor antrian untuk pendaftaran. Sebelum masuk ke meja pendaftaran, kami harus ke tenda ungu untuk screening covid. Disana, ditanya-tanya riwayat medis, apakah mengalami flu, batuk, demam, maag, atau ada penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan lainnya. juga ditanya apakah pernah rapid test/ swab? 

Setelah screening covid selesai, dilanjutkan ke meja pendaftaran. Ada formulir yang harus diisi dan dicek tensinya. Setelah itu, menunggu antrian untuk dipanggil ke lobi pendaftaran untuk menyerahkan berkas pendaftaran yang sudah kami bawa. Setelah itu, akan mendapatkan nomor antrian klinik yang kita tuju. Oiya, ada perbedaan antrian antara pasien lama dan pasien baru ya.

Continue reading REVIEW CABUT GIGI DI RSKGM SAAT PANDEMI (1)

Rabu, 06 Januari 2021

,

SAKIT HATI ATAU?

Ketika sedang semangat-semangatnya belajar menulis, saya mulai mencari beberapa kelas atau komunitas yang menyelenggarakan kegiatan menulis. Akhirnya, bertemu dengan ajakan Nulis Bareng Cerpen dengan sebuah penerbit. Menarik nih. Akhirnya, aku ikuti segala prosesnya. Meski gratis, pelayanannya sangat memuaskan, kami mendapatkan tugas dan juga materi. Ada pula tugas akhir yang kemudian jika terpilih, cerpennya akan dibukukan. 

Singkat cerita, ada tugas membuat outline dengan tema IBU. Sebenarnya, saya belum punya pengalaman menulis, namun saya sangat bersemangat mengerjakan tugas tersebut. Menantang bagiku. Saya pun membuat outline dengan cerita anak yang dilahirkan dalam kondisi kekurangan finansial dan Ibu yang mudah marah hingga membuat sang anak tertekan dan ingin bunuh diri. Namun, outline tersebut mendapat koreksi, sudah banyak cerita Ibu miskin, akhirnya saya diminta untuk mengganti ceritanya. 

Sekian lama berpikir, akhirnya saya terinspirasi dari Drakor Startup, drama korea yang sedang ramai-ramainya dan baru saja selesai tayang. Dengan segala usaha, akhirnya outline pun selesai. Saya kirimkan ke grup, lalu ada seseorang yang mengomentari, "Ini kayak drakor Startup", tak lama komentar itu dihapusnya. 

DEG!!! Hati saya berkecamuk saat itu. Iya sih, terinspirasi, tetapi ini sudah diganti kok. Saya juga ini sudah usaha kok. Kesal? Jelas. Bete sama orangnya? Iya. Namun, akhirnya saya berpikir lagi. Ini feedback. Feedback itu netral, sehingga saya pun mengambil sikap. Benar juga ya, kalau nanti sama mentor saya dikomentarin dan disuruh revisi lagi, lebih parah. Saya pun berusaha berpikir lagi membuat cerpen yang menarik.

Beberapa jam kemudian, jadilah outline terbaru dan saya kirimkan ke grup. Besok paginya, mentor pun membaca dan langsung menyetujui. Alhamdulillah. Singkat cerita, kami mendapat tugas untuk mengembangkan cerpen dari outline tersebut. Segera saya buat semenarik dan serealistis mungkin. Tiba di akhir pengumuman, Alhamdulillah cerpen saya terpilih menjadi salah satu dari 20 orang yang terpilih untuk dibukukan. 

Flashback ketika saya diberikan feedback oleh salah satu anggota grup. Jika saat itu saya kesal kemudian saya cuek saja, mungkin cerita saya akan berbeda, mungkin cerpen saya tidak akan terpilih. Mulai saat ini, saya belajar memahami emosi saya. Jika sedih atau marah, saya terima emosi tersebut, kemudian saya bertanya apa yang membuat diri saya sedih, saya marah. Alhamdulillah hidup jadi lebih tenang. 

Continue reading SAKIT HATI ATAU?
,

ORANG BAIK

"Dik, bangun! Sudah jam tujuh!" ujar Kakak

"Hah? Sudah jam tujuh? Padahal niat bangun jam tiga, kemudian olahraga di jam 6 pagi!" ujarku masih menguap. 

Bukannya segera bangun dan membersihkan diri ke kamar mandi, aku malah asyik bermain Hp, tak terkira ternyata sudah jam delapan. Buru-buru aku pergi ke kamar mandi, karena aku pun harus mengantar Ibu pergi berjualan. 

Seperti biasa, aku mengantar Ibu dengan motor Mio, motor tersebut sudah lama dan juga hasil pemberian saudara. Ya, aku terbiasa memakai motor itu, karena motor milikku sering digunakan Kakak untuk bekerja, sehingga aku terbiasa memakai Mio. Baru beberapa rumah berjalan, motor pun mati. Oh, mungkin habis bensin. Motor ini memang boros bensinnya dan seringkali mati mendadak hanya karena kehabisan bensin. Kubuka jok motor dan kuperiksa tangki bensin, ternyata masih ada. 

Lalu, ada seorang anak mendekat.

"Kenapa teh, motornya?" 

"Nggak tahu, bensinnya masih ada."

"Coba teh, saya cek"

Kuberikan kunci motor dan mulailah ia menyelah motor dan motor pun hidup. "Ini belum panas teh motornya." ucap anak tersebut. 

Dan akhirnya motor pun menyala. Alhamdulillah.

Anak laki-laki tersebut adalah anak yang tinggal di panti asuhan dekat rumah. 

Ternyata masih ada orang baik di zaman seperti ini. Alhamdulillah. 

Sampailah ke tempat jualan Ibu dengan selamat.

Terlintas di pikiranku, anak baik yang tadi menolongku, mungkin saja balasan dari kebaikan Ayahku. Iya, seringkali Ayah bercerita ia seringkali menolong oranglain, yang akhirnya membuat ia mendapatkan rejeki tak diduga-duga. 

Hikmah kejadian hari itu, bisa saja saya menjadi kesal karena motor mati-nyala-mati-nyala, tetapi karena saya mengambil makna yang berbeda, maka saya bahkan bisa mengambil hikmah yang jauh lebih penting. 

Saya pun teringat dengan pesan yang baru-baru ini saya baca.

5 kebiasaan sederhana...

Namun jika dilakukan, akan melancarkan rezeki sehari-hari.

1. Berikanlah makan kepada makhluk Allah.

2. Jika engkau suami, buat istri tersenyum meski hanya sekali di hari itu. Jika engkau istri, minta ridho suamimu di pagi hari dan sebelum tidur.

3. Ringankan 1 urusan orang lain. Meski itu hanya sekedar mengambilkan barang orang lain yang terjatuh.

4. Sholatlah di awal waktu, dan lengkapi dengan sunnah sebelum / sesudahnya.

5. Jangan bermuka masam tatkala di hadapan orang lain.

Bismillah, doaku semoga aku bisa menjadi orang yang bisa membiasakan hal tersebut setiap harinya. AAMIIN

Continue reading ORANG BAIK