MENULIS
Menulis merupakan hal yang
terbilang baru untukku. Dahulu, ketika SD sering disuruh membuat cerita ketika
liburan. Namun yang diceritakan berlibur ke rumah Nenek padahal tidak pernah ke
rumah Nenek. Haha. Dahulu asal tulis saja, tidak memperhatikan baiknya seperti
apa. Meski sebenarnya, memiliki keinginan untuk menjadi penulis.
Seringkali aku kalau punya
keinginan, ya sebatas keinginan saja. Tidak benar-benar dicaritahu dan dikejar
sampai bisa. Akhirnya, baru sekarang-sekarang ini aku mendedikasikan diri dalam
menulis. Mulai banyak lembaga atau komunitas yang menawarkan program menulis,
dari yang gratis hingga berbayar.
Saat ini pun aku sedang bergabung
dalam kegiatan 30 DWC. Program ini berbayar, dengan bentuk kegiatan,
menyetorkan hasil tulisan setiap harinya selama 30 hari. Tujuannya apa ikut
ini? Tujuannya, untuk melatih konsistensi, seringkali jika mengerjakan sesuatu,
aku berhenti di tengah jalan jika bosan, malas, ataupun ada masalah. Jadi, kuputuskan
untuk ikut saja program ini. Selain itu, ingin memiliki karya. Memang belum
memiliki kemampuan professional, tapi apa salahnya jika mencoba.
Kemudian, aku pun ikut program
Nulis Buku untuk Ayah, sebagai sarana juga meluapkan emosi, menerima, dan
memaafkan diri. Tapi, belum terbayang mau menulisnya seperti apa. Karena kalau
tulisan emosi biasa, sepertinya tidak beraturan. Kuputuskan untuk meminjam buku
tentang Ayah.
Selanjutnya, aku pun mengikuti
program Nulis Bareng Simpel Publisher. Kalau ini gratis dan dibimbing. Maunya
karena gratis dan dibimbing itu. Semoga terlaksana. Ada satu lagi, gratis tetapi
tidak ada bimbingan, mengenai Dunia Pasca Covid. Belum terpikirkan mau menulis
apa.
Sekian curhatan menulis saya.
#Day 21
0 komentar:
Posting Komentar