JUANG. BERJUANG.
Ketika mendengar kata tersebut, seketika
emosiku menjadi tidak menentu. Terkadang merasa payah, apakah diri ini sudah
berjuang semaksimal mungkin? Seringkali mengeluh pada Sang Pencipta, ‘Apa yang
salah dalam diri ini? Mengapa Engkau tak juga menghantarkanku pada posisi yang
kumau? Mengapa? Mengapa? dan Mengapa?’ Terus-menerus bertanya dan memaksakan
kehendakku pada-Nya.
Namun, ada satu hal yang kulupa.
Berjuang! Apakah apa yang kuperjuangkan sudah sesuai dengan arahan-Nya? Apakah
apa yang kuperjuangkan memang benar-benar yang mau kuperjuangkan? Jawabannya
hanya bisa ditemukan dengan refleksi, menyelam ke dalam diri. Mungkin akan
menjadi perjalanan yang tidak mudah dan cukup panjang, tetapi jika tidak pernah
memulai, tidak akan pernah juga selesai.
Teringat saat sekitar tujuh tahun yang lalu. Tatkala
aku masih duduk di bangku SMK. Ramai teman-teman memperbincangkan setelah SMK
mau melakukan apa, apakah bekerja, kuliah, atau membuka usaha. Rata-rata anak lulusan SMK diarahkan untuk bekerja. Ya, memang jalannya pun akan lebih
mudah jika memilih untuk bekerja. Yang unik di angkatanku itu banyak yang
menginginkan untuk melanjutkan ke jenjang kuliah dibandingkan bekerja.
Aku sendiri, posisinya adalah
anak SMK yang pelajaran dasar untuk mengikuti ujian SBMPTN pun masih belum menguasai.
Ingin rasanya mengikuti bimbingan belajar, apa daya, orangutaku tak mumpuni soal
finansial. Lalu, apa yang kulakukan? Saat itu, aku berani untuk mencari celah
apa yang harus aku lakukan untuk bisa meraih impian menjadi mahasiswa perguruan
tinggi negeri.
Berbagai hal kulakukan, dari
mulai mengumpulkan buku-buku kumpulan soal SBMPTN tahun-tahun sebelumnya, belajar
bersama teman, mengikuti seleksi beasiswa bimbingan belajar, belajar hingga
tengah malam melebihi teman-teman lainnya, bahkan belajar dari setahun
sebelumnya. Perjuangan itupun membuahkan hasil, aku menjadi salah satu mahasiswa
perguruan tinggi negeri. Ternyata yang terpeting bukanlah hasilnya. Diterima atau
tidak diterima. Tercapai atau tidak tercapai. Itu bukan tanggungjawab kita
sebagai manusia. Ada peran Sang Khalik yang memutuskan kita pantas mendapatkannya.
Yang perlu kita latih terus ke dalam diri kita adalah semangat untuk selalu berjuang,
tak peduli seberapa besar badai yang menerpa.
Teringat satu quote yang acapkali menambah semangatku. Hatiku tenang karena mengetahui apa yang
melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku
tidak akan pernah melewatkanku.
#DAY 28
0 komentar:
Posting Komentar