Kamis, 12 November 2020

HATI YANG BERJUANG

 JUANG. BERJUANG.

Ketika mendengar kata tersebut, seketika emosiku menjadi tidak menentu. Terkadang merasa payah, apakah diri ini sudah berjuang semaksimal mungkin? Seringkali mengeluh pada Sang Pencipta, ‘Apa yang salah dalam diri ini? Mengapa Engkau tak juga menghantarkanku pada posisi yang kumau? Mengapa? Mengapa? dan Mengapa?’ Terus-menerus bertanya dan memaksakan kehendakku pada-Nya.

Namun, ada satu hal yang kulupa. Berjuang! Apakah apa yang kuperjuangkan sudah sesuai dengan arahan-Nya? Apakah apa yang kuperjuangkan memang benar-benar yang mau kuperjuangkan? Jawabannya hanya bisa ditemukan dengan refleksi, menyelam ke dalam diri. Mungkin akan menjadi perjalanan yang tidak mudah dan cukup panjang, tetapi jika tidak pernah memulai, tidak akan pernah juga selesai.

Teringat saat sekitar tujuh tahun yang lalu. Tatkala aku masih duduk di bangku SMK. Ramai teman-teman memperbincangkan setelah SMK mau melakukan apa, apakah bekerja, kuliah, atau membuka usaha. Rata-rata anak lulusan SMK diarahkan untuk bekerja. Ya, memang jalannya pun akan lebih mudah jika memilih untuk bekerja. Yang unik di angkatanku itu banyak yang menginginkan untuk melanjutkan ke jenjang kuliah dibandingkan bekerja.

Aku sendiri, posisinya adalah anak SMK yang pelajaran dasar untuk mengikuti ujian SBMPTN pun masih belum menguasai. Ingin rasanya mengikuti bimbingan belajar, apa daya, orangutaku tak mumpuni soal finansial. Lalu, apa yang kulakukan? Saat itu, aku berani untuk mencari celah apa yang harus aku lakukan untuk bisa meraih impian menjadi mahasiswa perguruan tinggi negeri.

Berbagai hal kulakukan, dari mulai mengumpulkan buku-buku kumpulan soal SBMPTN tahun-tahun sebelumnya, belajar bersama teman, mengikuti seleksi beasiswa bimbingan belajar, belajar hingga tengah malam melebihi teman-teman lainnya, bahkan belajar dari setahun sebelumnya. Perjuangan itupun membuahkan hasil, aku menjadi salah satu mahasiswa perguruan tinggi negeri. Ternyata yang terpeting bukanlah hasilnya. Diterima atau tidak diterima. Tercapai atau tidak tercapai. Itu bukan tanggungjawab kita sebagai manusia. Ada peran Sang Khalik yang memutuskan kita pantas mendapatkannya. Yang perlu kita latih terus ke dalam diri kita adalah semangat untuk selalu berjuang, tak peduli seberapa besar badai yang menerpa.

Teringat satu quote yang acapkali menambah semangatku. Hatiku tenang karena mengetahui apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.

#DAY 28

0 komentar:

Posting Komentar